Robot adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dulu (kecerdasan buatan). Istilah robot berawal bahasa Cheko “robota” yang berarti pekerja atau kuli yang tidak mengenal lelah atau bosan. (Sumber info)
Kira-kira begitulah definisi dari robot dari di ambil dari Wikipedia. Lalu apa yang salah?
Tentu tidak ada yang salah dengan robot, tapi bagaimana dengan manusia yang seolah-olah seperti robot? jika kata mas Bondan sih Hidup-Sekolah-Bekerja-Mati. Sebuah ungkapan yang begitu mendalam kepada manusia hari ini.
Robot tidak mengenal lelah atau bosan. Tentu tidak karena robot tidak memilikinafsu dan fikiran seperti manusia, tapi bagaimana jika manusia yang walau mengenal rasa lelah dan bosan tetap melakukan hal yang sama secara terus-menerus? Bangun pagi lalu ke kantor, bekerja sampai sore dan pulang, di jalan menemui macet, sampai rumah malam, lelah kemudian tidur, bangun lagi, bekerja sampai sore, pulangnya macet, sampai rumah malam, tidur, begitu seterusnya sampai weekend libur, menghabiskan waktu dengan TV atau tidur, bangun dan bekerja lagi. Sampai-sampai waktu terasa begitu cepat sekali.
Begitulah illustrasi kita hari ini, dimana hampir tak ada waktu untuk berfikir menuju arah lain. Hingga tanpa sadar kita menyembah dunia.!! Bermandikan sifat materialis yang tak pernah puas. Dan juga tanpa ada syukur yang membuat sangat marak kejahatan yang katanya karena faktor ekonomi.
Cobalah sesekali kita mensyukuri nikmat yang diberikan ini serta membuka hati agar kita tahu dunia ini hanya tempat istirahat sebentar. Atau disebut juga hanya mampir minum.
Semua berawal dari hal yang kecil, mulai dari yang baik hingga buruk.
Apapun yang kita lakukan jika sedikit demi sedikit akan menghasilkan sesuatu yang besar nantinya.
Jika kita sering melakukan hal-hal buruk, nantinya secara tidak sadar kita akan terbiasa melakukan hal buruk tersebut. setahap demi setahap sampai menjadi masalah besar bagi kita dan bisa sampai ke masyarakat.
Begitupun dengan kebaikan yang kita atau orang lain lakukan. Jangan sampai kita meremehkan kebaikan itu walau sangat kecil, seperti hanya melihatkan senyum kepada saudaramu, bukankan itu salah satu cara menyenangkan orang lain.
“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan” (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722)
Ya asal jangan senyum yang menyindir orang lain loh ya, atau disebut ngece. hehe
Jika tak punya saudara.? Loh, bukankah kita semua ini bersaudara. Dari satu keturunan, Nabi Adam alaihisalam. Atau jangan-jangan ada yang dari keturunan monyet mungkin, hehe.. kidding..
Hal-hal yang besar itu diawali dari hal yang kecil. Jadi, masih meremehkan hal-hal kecil? atau malu untuk berbuat kebaikan kecil? Jika berbuat baik saja malu itu tandanya kita terlalu sering berbuat jahat. Huahahhahahhaa.. (ketawa jahat)
Mungkin video dibawah bisa membantu bagaimana jika kesalahan yang selalu diajarkan maka kesalahan tersebut akan dianggap benar. Seperti nasib kita hari ini. Upss..
Siapa yang tahu orang itu benar atau salah? apakah para ulama? ataukah mereka yang menyebut dirinya ahlussunnah? Lalu, dari mana mereka tahu dirinya itu ahlussunnah? Pertanyaan seperti itu seharusnya membuat kita mencari tahu.
Apalagi jika cuma lihat berita di TV atau koran lalu ikut menyalahkan, tentu hal tersebut juga kurang tepat. Karena media hari ini tidak semuanya benar, ada beberapa bahkan sangat banyak isi beritanya merupakan fitnah guna menggiring opini para penonton untuk ikut menyalahkan.
Kembali ke pertanyaan, yakni siapa yang tahu itu adalah sebuah kesalahan? Hanya karena segelintir orang lalu menyalahkan semua orang yang berada dalam organisasi tersebut. Sekali lagi Siapa yang tahu dirinya benar atau salah?
Jin itu ada yang baik dan juga yang tidak baik. Yang tidak baik disebut syaithon. Begitupula manusia, ada yang baik dan ada yang buruk. Jangan karena dalam suatu organisasi ada yang tidak baik lalu menghukumi organisasi tersebut menjadi Salah atau Sesat atau Musuh. Bukankah kita ini bersaudara..??
1) Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2) Raja manusia.
3) Sembahan manusia.
4) Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6) dari (golongan) jin dan manusia.
QS.An-Nas [114] : (ayat 1-6)
Semoga ada manfaatnya bagi kita semua, tulisan ini merupakan suatu bentuk illustrasi atas kejadian akhir-akhir ini di dunia maya. Anda pasti tahu siapa dalanganya, belum tahu? Mari cari tahu.
Tidak, tidak ada yang salah dengan judul penulis diatas.
Penulis baru ingat kata-kata ini dari salah seorang teman waktu zaman SMA, dia mengatakan "peraturan itu dibuat untuk dilanggar."
Pada akhirnya penulis baru menyadari hal tersebut sekarang, kok bisa ya? padahal kan peraturan itu tujuan dibuatnya untuk ditaati. Tapi kok malah dilanggar ya? apa kita yang melanggar lupa akan peraturan atau memang sifat dasar manusia yang memang suka melanggar (tertarik pada larangan)
Padahal sudah dilarang ini itu, tapi kemudian akan muncul rasa penasaran. Mengapa? Mengapa dilarang? dan akhirnya akan melakukan larangan juga. Tahu dari mana? Penelitian, hehe
Bagaimana sikap kita seharusnya? Semua ingin-ingin itu kan karena nafsu.. Jadi jika ingin untuk tidak melanggar ya latihan untuk mengendalikan nafsu dong. Masa iya uang yang begitu banyaknya masih terasa kurang sih. Ups!
Dan juga memang sifat manusia itu kan tidak pernah merasa puas. Setelah ini terpenuhi ingin itu, lalu ono no. hehe. Jadi ya tinggal pandai-pandai bersyukur saja.
Jadi intinya manusia itu rasa ingin tahunya tinggi dan selalu penasaran. hal tersebut yang membuat kita melanggar. Untuk menanggulanginya dibutuhkan sikap disiplin dalam diri dan pengendalian nafsu supaya tidak melampaui batas.
